EDUKASI PERTANIAN, 88 SISWA SMA IT AL USWAH SURABAYA KUNJUNGI BSIP JATIM
Malang, 15 Mei 2024 - Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Outdoor Learning sebanyak 88 orang siswa kelas XI SMA IT Al Uswah Surabaya melaksanakan kunjungan ke BSIP Jawa Timur. Rombongan diterima oleh Ketua Tim Kerja Diseminasi Standar Instrumen Pertanian BSIP Jawa Timur, Rika Asnita, SP, M.Si bersama dengan tim di Ruang Wedhartaru. Kegiatan Outdoor Learning ini merupakan program SMA IT Al Uswah untuk membantu siswa dalam memperkaya pengetahuan, pengalaman dan dan keterampilan serta berinteraksi langsung dengan alam dan masyarakat.
"Kami sampaikan terimakasih atas sambutan yang trlah diberikan kepada kami. Kegiatan ini kami laksanakan sebagai pembelajaran bagi siswa kami. Harapannya peserta didik bisa mendapatkan informasi terkait dengan produk atau teknologi yang ada di BSIP Jawa Timur", ungkap Ibu Siti Yuktika, S.Pd selaku guru pendamping.
Selanjutnya Ketua TKDSIP BSIP Jawa Timur, Rika Asnita, SP, M.Si menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan Outdoor Learning SMA IT Al Uswah Surabaya tersebut. "Saya memberikan apresiasi kepada pihak SMA IT Al Uswah Surabaya khususnya Bapak dan Ibu guru yang membawa putra-putrinya untuk mengenal pertanian lebih jauh. Pertanian sekarang bukan pertanian yang dulu. Saat ini teknologi bidang pertanian sudah maju. Ibu berharap adik-adik sekalian dapat menjadi penerus kami, menjadi petani milenial. Pertanian merupakan bidang yang sangat unik dan masih banyak hal untuk dapat dikembangkan". Lebih lanjut beliau juga menyampaikan adanya perubahan kelembagaan dan tupoksi, dimana saat ini BSIP Jawa Timur mengemban tugas untuk melaksanakan penerapan dan diseminasi standar instrumen pertanian spesifik lokasi di Jawa Timur.
Memasuki sesi inti, kegiatan dimulai dengan pemaparan materi oleh Ericha Nurvia Alami, S.TP, M.TP yang menyampaikan "Penanganan Pascapanen dan Pengolahan Mie Ubi Ungu" dilanjutkan dengan praktek pembuatan mie ubi ungu. Pengolahan ubi ungu menjadi mie merupakan salah satu upaya diversifikasi produk yang inovatif. Proses ini tidak hanya memperluas ragam produk berbahan dasar ubi ungu, namun secara signifikan juga meningkatkan nilai tambah dari ubi ungu itu sendiri. Melalui pengolahan menjadi mie, ubi ungu dapat diubah menjadi produk bernilai ekonomis yang lebih tinggi, membuka peluang pasar baru, serta memberikan keuntungan tambahan bagi petani dan produsen.